Telah hampir 5 tahun sudah demam batu akik yang melanda Indonesia saat ini telah mereda. Demam yang paling tinggi dirasakan mulai dari tahun 2013 hingga triwulan pertama di tahun 2015. Bermacam-macam jenis batu akik bermunculan dari berbagai daerah di Indonesia.
Batu akik yang paling diminati oleh para pengkoleksi adalah Batu Bacan baik yang berasal dari Doko maupun Palamea. Batu akik yang berasal dari Aceh pun tak mau ketinggalan, mulai dari Giok hingga Indocras yang menyita perhatian para pengkoleksi. Daerah Sumatera Barat pun mengikutkan Sungai Dareh dan Lumut Suliki yang termasuk ke dalam jenis Indocras.
Baturaja merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Selatan merupakan daerah yang paling banyak dilirik untuk diexploitasi jenis batu akiknya, mulai dari Biru Langit, Lavender, Kecubung Wulung, Pancawarna, Teratai dan sebagainya merupakan objek buruan para pengkolektor, masih banyak lagi daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis batu akik yang tidak kalah dengan daerah-daerah di atas, seperti Papua yang bisa dibilang terlambat untuk mempublikasikan batu akiknya berupa cyclop, hajar jahanam dan sebagainya.
Walaupun saat ini demam batu akik telah mereda, namun sisa-sisa panasnya akik masih tetap mengeliat ini dibuktikan dengan masih banyaknya para pengkolektor memburu batu-batu akik asli Indonesia ini dan masih banyak juga toko-toko atau kedai yang menjajakan batu-batu akik tersebut. Karena batu akik beda dengan jenis-jenis koleksi lainnya yang mesti dirawat dan diberi makan, itulah sebabnya saat ini batu akik mungkin bisa dikatakan mati suri.
Batu akik yang paling diminati oleh para pengkoleksi adalah Batu Bacan baik yang berasal dari Doko maupun Palamea. Batu akik yang berasal dari Aceh pun tak mau ketinggalan, mulai dari Giok hingga Indocras yang menyita perhatian para pengkoleksi. Daerah Sumatera Barat pun mengikutkan Sungai Dareh dan Lumut Suliki yang termasuk ke dalam jenis Indocras.
Baturaja merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Selatan merupakan daerah yang paling banyak dilirik untuk diexploitasi jenis batu akiknya, mulai dari Biru Langit, Lavender, Kecubung Wulung, Pancawarna, Teratai dan sebagainya merupakan objek buruan para pengkolektor, masih banyak lagi daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis batu akik yang tidak kalah dengan daerah-daerah di atas, seperti Papua yang bisa dibilang terlambat untuk mempublikasikan batu akiknya berupa cyclop, hajar jahanam dan sebagainya.
Walaupun saat ini demam batu akik telah mereda, namun sisa-sisa panasnya akik masih tetap mengeliat ini dibuktikan dengan masih banyaknya para pengkolektor memburu batu-batu akik asli Indonesia ini dan masih banyak juga toko-toko atau kedai yang menjajakan batu-batu akik tersebut. Karena batu akik beda dengan jenis-jenis koleksi lainnya yang mesti dirawat dan diberi makan, itulah sebabnya saat ini batu akik mungkin bisa dikatakan mati suri.
0 Komentar untuk "Demam Batu Akik Di Indonesia Mulai Mereda"
Pusat Batu Akik.